Wakil Ketua Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Taswanda Taryo
bilang, pertengahan Agustus lalu, Batan melakukan kunjungan ke Jerman
untuk berdiskusi dengan Nukem Technology, anak perusahaan BUMN Nuklir
Rusia Rosatom, yang akan mengimplementasikan proyek pembangunan reaktor
daya eksperimental ini.
"Kunjungan BATAN ini adalah untuk memastikan perkembangan persiapan
berbagai macam dokumen mengenai desain (reaktor daya) sebagai sebuah
proyek untuk mengedepankan kepentingan nasional Indonesia yang terus
dipantau oleh publik," kata Taswanda di Jakarta, Rabu (26/8).
Kata Taswanda, Batan mengapresiasi pengalaman kerja yang ditunjukkan
oleh Nukem Technology dan pengalaman industri nuklir Rusia dalam
mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) selama ini.
Sekedar catatan, pada April 2015, Indonesia dan Rusia mencapai
kesepakatan untuk membuat desain pembangunan reaktor daya eksperimental
di Serpong dengan kapasitas 10 MW. Proyek ini akan dijalankan melalui
konsorsium RENUKO yang terdiri dari perusahaan Indonesia dan Rusia.
Perusahaan yang terlibat dalam konsorium ini adalah Rekayasa
Engineering, Konsultan Kogas Driyap dan Nukem Technology yang akan
mengerjakan proyek bersama dengan perusahaan lain di bawah Rosatom yang
berpengalaman dalam mendesain dan membangun reaktor nuklir.
Perusahaan-perusahaan itu antara lain Atomstroyexport, OJBM Afrikantov,
SIA "LUNCH" dan Institut Kurchatov.
Dalam pertemuan di Jerman itu, BATAN mendapatkan masukan dan informasi
perkembangan mengenai berbagai macam pekerjaan yang telah disepakati
dalam kontrak kerjasama tersebut.
"Pertemuan ini semakin meneguhkan adanya kerjasama yang baik antara
kedua belah pihak untuk melanjutkan proyek ini dan proyek-proyek
lainnya," ujar Managing Director Nukem Technologies Ulf Kutscher.
Tender untuk konstruksi atas desain yang telah dibuat akan berlangsung
pada 2017. Rencana Batan untuk membangun reaktor daya eksperimental di
Puspitek, Serpong, tak pernah surut sedikitpun.
Sumber : indopetronews.com
0 komentar